Tentang
Pupuk Organik
Saturday,
September 2-01- 2014
Pupuk
organik
adalah pupuk yang tersusun dari materi makhluk hidup, seperti pelapukan
sisa -sisa tanaman, hewan, dan manusia. Pupuk organik dapat berbentuk padat
atau cair yang digunakan untuk memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi
tanah.Pupuk organik mengandung banyak bahan organik daripada kadar
haranya. Sumber bahan organik dapat berupa kompos, pupuk hijau,
pupuk kandang, sisa panen (jerami, brangkasan, tongkol jagung, bagas tebu, dan
sabut kelapa), limbah ternak, limbah industri yang menggunakan bahan pertanian,
dan limbah kota (sampah).
Sejarah
penggunaan pupuk pada dasarnya merupakan bagian daripada sejarah pertanian.
Penggunaan pupuk diperkirakan sudah dimulai sejak permulaan manusia mengenal
bercocok tanam, yaitu sekitar 5.000 tahun yang lalu. Bentuk primitif dari
penggunaan pupuk dalam memperbaiki kesuburan tanah dimulai dari kebudayaan tua
manusia di daerah aliran sungai-sungai Nil, Euphrat, Indus, Cina, dan Amerika
Latin. Lahan-lahan pertanian yang terletak di sekitar aliran-aliran sungai
tersebut sangat subur karena menerima endapan lumpur yang kaya hara melalui
banjir yang terjadi setiap tahun. Di Indonesia, pupuk organik sudah lama
dikenal para petani. Penduduk Indonesia sudah mengenal pupuk organik sebelum
diterapkannya revolusi hijau di Indonesia. Setelah revolusi hijau, kebanyakan
petani lebih suka menggunakan pupuk buatan karena praktis menggunakannya,
jumlahnya jauh lebih sedikit dari pupuk organik, harganyapun relatif murah, dan
mudah diperoleh. Kebanyakan petani sudah sangat tergantung pada pupuk buatan,
sehingga dapat berdampak negatif terhadap perkembangan produksi
pertanian. Tumbuhnya kesadaran para petani akan dampak negatif penggunaan
pupuk buatan dan sarana pertanian modern lainnya terhadap lingkungan telah
membuat mereka beralih dari pertanian konvensional ke pertanian organik.
Jenis
Pupuk Organik
1.
Pupuk Kandang
Pupuk kandang adalah pupuk yang berasal
dari kotoran hewan. Hewan yang kotorannya sering digunakan untuk pupuk kandang
adalah hewan yang bisa dipelihara oleh masyarakat, seperti kotoran kambing,
sapi, domba, dan ayam.. Selain berbentuk padat, pupuk kandang juga bisa berupa
cair yang berasal dari air kencing (urine) hewan. Pupuk kandang
mengandung unsur hara makro dan mikro. Pupuk kandang padat (makro) banyak
mengandung unsur fosfor, nitrogen, dan kalium. Unsur hara mikro yang terkandung
dalam pupuk kandang di antaranya kalsium, magnesium, belerang, natrium, besi,
tembaga, dan molibdenum. Kandungan nitrogen dalam urine hewan ternak tiga
kali lebih besar dibandingkan dengan kandungan nitrogen dalam kotoran
padat. Pupuk kandang terdiri dari dua bagian, yaitu:
- Pupuk dingin
adalah pupuk yang berasal dari kotoran hewan yang diuraikan secara
perlahan oleh mikroorganime sehingga tidak menimbulkan panas, contohnya
pupuk yang berasal dari kotoran sapi, kerbau, dan babi.
- Pupuk panas
adalah pupuk yang berasal dari kotoran hewan yang diuraikan mikroorganisme
secara cepat sehingga menimbulkan panas, contohnya pupuk yang berasal dari
kotoran kambing, kuda, dan ayam.
Pupuk
kandang bermanfaat untuk menyediakan unsur hara makro dan mikro dan mempunyai
daya ikat ion yang tinggi sehingga akan mengefektifkan bahan bahan anorganik di
dalam tanah, termasuk pupuk anorganik. Selain itu, pupuk kandang bisa
memperbaiki struktur tanah, sehingga pertumbuhan tanaman bia optomal.Pupuk
kandang yang telah siap diaplikasikan memiliki ciri dingin, remah, wujud
aslinya tidak tampak, dan baunya telah berkurang. Jika belum memiliki ciri-ciri
tersebut, pupuk kandang belum siap digunakan. Penggunaan pupuk yang belum
matang akan menghambat pertumbuhan tanaman, bahkan bisa mematikan tanaman.
Penggunaan pupuk kandang yang baik adalah dengan cara dibenamkan, sehingga
penguapan unsur hara akibat prose kimia dalam tanah dapat dikurangi. Penggunaan
pupuk kandang yang berbentuk cair paling bauk dilakukan setelah tanaman tumbuh,
sehingga unsur hara yang terdapat dalam pupuk kandang cair ini akan cepat
diserap oleh tanaman
2.
Pupuk hijau
Pupuk
hijau adalah pupuk organik yang berasal dari tanaman atau berupa sisa panen.
Bahan tanaman ini dapat dibenamkan pada waktu masih hijau atau setelah
dikomposkan. Sumber pupuk hijau dapat berupa sisa-sisa tanaman (sisa panen)
atau tanaman yang ditanam secara khusus sebagai penghasil pupuk hijau, seperti
sisa–sisa tanaman, kacang-kacangan, dan tanaman paku air (Azolla). Jenis
tanaman yang dijadikan sumber pupuk hijau diutamakan dari jenis legume, karena
tanaman ini mengandung hara yang relatif tinggi, terutama nitrogen dibandingkan
dengan jenis tanaman lainnya. Tanaman legume juga relatif mudah terdekomposisi
sehingga penyediaan haranya menjadi lebih cepat. Pupuk hijau bermanfaat untuk
meningkatkan kandungan bahan organik dan unsur hara di dalam tanah, sehingga
terjadi perbaikan sifat fisika, kimia, dan biologi tanah, yang selanjutnya
berdampak pada peningkatan produktivitas tanah dan ketahanan tanah terhadap
erosi. Pupuk hijau digunakan dalam:
- Penggunaan
tanaman pagar, yaitu dengan mengembangkan sistem pertanaman lorong, dimana
tanaman pupuk hijau ditanam sebagai tanaman pagar berseling dengan tanaman
utama.
- Penggunaan
tanaman penutup tanah, yaitu dengan mengembangkan tanaman yang ditanam
sendiri, pada saat tanah tidak ditanami tanaman utama atau tanaman yang
ditanam bersamaan dengan tanaman pokok bila tanaman pokok berupa tanaman
tahunan.
3.
Kompos
Kompos
merupakan sisa bahan organik yang berasal dari tanaman, hewan, dan limbah
organik yang telah mengalami proses dekomposisi atau fermentasi. Jenis tanaman
yang sering digunakan untuk kompos di antaranya jerami, sekam padi, tanaman
pisang, gulma, sayuran yang busuk, sisa tanaman jagung, dan sabut kelapa. Bahan
dari ternak yang sering digunakan untuk kompos di antaranya kotoran ternak,
urine, pakan ternak yang terbuang, dan cairan biogas. Tanaman air yang sering
digunakan untuk kompos di antaranya ganggang biru, gulma air, eceng gondok, dan
azola. Beberapa kegunaan kompos adalah:
- Memperbaiki
struktur tanah.
- Memperkuat daya
ikat agregat (zat hara) tanah berpasir.
- Meningkatkan
daya tahan dan daya serap air.
- Memperbaiki
drainase dan pori - pori dalam tanah.
- Menambah dan
mengaktifkan unsur hara.
Kompos
digunakan dengan cara menyebarkannya di sekeliling tanaman. Kompos yang layak
digunakan adalah yang sudah matang, ditandai dengan menurunnya temperatur
kompos (di bawah 400 c).
4. Humus

Humus
adalah material organik yang berasal dari degradasi ataupun pelapukan
daun-daunan dan ranting-ranting tanaman yang membusuk (mengalami dekomposisi)
yang akhirnya mengubah humus menjadi (bunga tanah), dan kemudian menjadi tanah.
Bahan baku untuk humus adalah dari daun ataupun ranting pohon yang berjatuhan,
limbah pertanian dan peternakan, industri makanan, agro industri, kulit kayu,
serbuk gergaji (abu kayu), kepingan kayu, endapan kotoran, sampah rumah tangga,
dan limbah-limbah padat perkotaan. Humus merupakan sumber makanan bagi tanaman,
serta berperan baik bagi pembentukan dan menjaga struktur tanah. Senyawa humus
juga berperan dalam pengikatan bahan kimia toksik dalam tanah dan air. Selain
itu, humus dapat meningkatkan kapasitas kandungan air tanah, membantu dalam menahan
pupuk anorganik larut-air, mencegah penggerusan tanah, menaikan aerasi tanah,
dan juga dapat menaikkan fotokimia dekomposisi pestisida atau senyawa-senyawa
organik toksik. Kandungan utama dari kompos adalah humus. Humus merupakan
penentu akhir dari kualitas kesuburan tanah, jadi penggunaan humus sama halnya
dengan penggunaan kompos.[sunting] Pupuk organik buatan
Pupuk organik buatan adalah pupuk organik yang diproduksi di
pabrik dengan menggunakan peralatan yang modern. Beberapa manfaat pupuk organik
buatan, yaitu:
1. Meningkatkan kandungan unsur hara yang dibutuhkan tanaman.
2. Meningkatkan produktivitas tanaman.
3. Merangsang pertumbuhan akar, batang, dan daun.
4. Menggemburkan dan menyuburkan tanah.
Pada umumnya, pupuk organik buatan digunakan dengan cara menyebarkannya di
sekeliling tanaman, sehingga terjadi peningkatan kandungan unsur hara secara
efektif dan efisien bagi tanaman yang diberi pupuk organik tersebut.
Manfaat
Pupuk Organik
Berbagai
hasil penelitian mengindikasikan bahwa sebagian besar lahan pertanian intensif
menurun produktivitasnya dan telah mengalami degradasi lahan, terutama terkait
dengan sangat rendahnya kandungan karbon organik dalam tanah, yaitu 2%.
Padahal untuk memperoleh produktivitas optimal dibutuhkan karbon organik
sekitar 2,5%.
Pupuk
organik sangat bermanfaat bagi peningkatan produksi pertanian baik kualitas
maupun kuantitas, mengurangi pencemaran lingkungan, dan meningkatkan kualitas
lahan secara berkelanjutan. Penggunaan pupuk organik dalam jangka panjang dapat
meningkatkan produktivitas lahan dan dapat mencegah degradasi lahan.
Sumber bahan untuk pupuk organik sangat beranekaragam, dengan karakteristik
fisik dan kandungan kimia yang sangat beragam sehingga pengaruh dari penggunaan
pupuk organik terhadap lahan dan tanaman dapat bervariasi. Selain itu,
peranannya cukup besar terhadap perbaikan sifat fisika, kimia biologi tanah
serta lingkungan. Pupuk organik yang ditambahkan ke dalam tanah akan
mengalami beberapa kali fase perombakan oleh mikroorganisme tanah untuk menjadi
humus. Bahan organik juga berperan sebagai sumber energi dan makanan
mikroba tanah sehingga dapat meningkatkan aktivitas mikroba tersebut dalam
penyediaan hara tanaman. Penambahan bahan organik di samping sebagai
sumber hara bagi tanaman, juga sebagai sumber energi dan hara bagi
mikroba. Bahan dasar pupuk organik yang berasal dari sisa tanaman sedikit
mengandung bahan berbahaya. Penggunaan pupuk kandang, limbah industri dan
limbah kota sebagai bahan dasar kompos berbahaya karena banyak mengandung logam
berat dan asam-asam organik yang dapat mencemari lingkungan. Selama proses
pengomposan, beberapa bahan berbahaya ini akan terkonsentrasi dalam produk
akhir pupuk.Untuk itu diperlukan seleksi bahan dasar kompos yang mengandung
bahan-bahan berbahaya dan beracun (B3). Pupuk organik dapat berperan
sebagai pengikat butiran primer menjadi butir sekunder tanah dalam pembentukan
pupuk. Keadaan ini memengaruhi penyimpanan, penyediaan air, aerasi tanah,
dan suhu tanah. Bahan organik dengan karbon dan nitrogen yang banyak,
seperti jerami atau sekam lebih besar pengaruhnya pada perbaikan sifat-sifat
fisik tanah dibanding dengan bahan organik yang terdekomposisi seperti
kompos. Pupuk organik memiliki fungsi kimia yang penting seperti:
- Penyediaan hara
makro (nitrogen, fosfor, kalium, kalsium, magnesium, dan sulfur) dan mikro
seperti zink, tembaga, kobalt, barium, mangan, dan besi, meskipun
jumlahnya relatif sedikit.
- Meningkatkan
kapasitas tukar kation (KTK) tanah.
- Membentuk
senyawa kompleks dengan ion logam yang meracuni tanaman seperti aluminium,
besi, dan mangan.
Tentang Pupuk Organik 9out of 10
based on 10 ratings. 9 user reviews.
Oleh Nur Haryono